LASIK Pengalaman Pribadiku (2 – Habis)

Ruang Tunggu operasi.

Setelah pemeriksaan oleh dokter, lalu kami (saya & istri) mendaftar di Bag. Ruang operasi. Biayanya sudah diberitahukan yaitu 9,6 juta untuk 1 mata (Juli 2008). Jadi saya harus sedia 19,2 jt untuk 2 mata belum termasuk ongkos nginap di hotel dan juga ongkos pesawat terbang.

Jika operasinya di JEC Menteng, banyak pasien yang menginap di hotel Marcopolo. Kira-kira 400 mtr dari JEC jalannya lurus aja gitu. Tapi jangan pernah mengecilkan jarak ini dengan berkata “oh.. dekat kok.. bisa jalan kaki aja.” Saya mau beritahukan ya.. saya pertamanya gitu juga. waduh.. ternyata setelah operasi aku tidak sanggup jalan lagi walaupun jaraknya dekat gitu. Mata rasa cekot-cekot karena pengaruh anestesinya habis, penglihatan kabur seperti ada asap tebal warna putih disertai rasa mata perih dan mual.

Oke kembali ke kamar operasi lagi. Antriannya ada 4 orang di depan saya. Proses operasi bisa disaksikan langsung melalui jendela kaca besar yang sengaja dipasang untuk kita yang mau mengamati jalannya operasi itu. Sepintas lalu terlihat operasinya cuman sekitar 20 menit untuk satu mata. Dokter dan perawatnya terlihat sudah lancar sekali tidak canggung dan kagok. Kelihatannya begitu mudah aja. Selesai operasi, pasien lalu langsung keluar dengan diantar oleh perawat. diminta duduk istirahat dulu di sofa. Ada pasien yg keluar dengan senyum-senyum, ada yang meringis seperti orang ketakutan yang sudah lega karena sudah melewati hal yang menakutkan.

Jam 18.00 namaku dipanggil untuk di Lasik.  Sesudah menggunakan pakaian operasi lengkap sama tutup kepala aku diminta berbaring di meja operasi untuk yang digunakan untuk membuat flap mata. Oh ya, di dalam Ruang operasi ini ada 2 peralatan yang mencolok. Semuanya ada tempat untuk pasien berbaring. Yang pertama adalah peralatan untuk membuat flap (mengiris kornea mata dengan laser) dan yang kedua adalah meja operasi untuk mata kita ditembak dengan laser.

Pembukaan Flap.

Proses pertama adalah mata kita akan diiris untuk pembuatan flap. Pasien disuruh tidur di alat yang pertama. Ada alat terasa seperti kawat (saya tidak tahu persis bentuknya) dipasang di mata lalu suction dinyalakan. Suction ini mengisap mata kita agar keluar sedikit dari tempatnya sehingga ada ruang untuk diiris. Proses ini adalah proses yang paling menyakitkan dari seluruh proses lasik. Yang sakit bukan matanya tetapi rasa sakit terasa pada otot yang menahan bola mata kita. Sewaktu bola mata diisap/ditarik keluar, otot yang menahannya terang aja menegang sehingga rasanya sakit. Mau tahu rasa sakitnya? Hmm.. gimana ya.. rasin sendiri deh. Sulit digambarkan. Rasanya anestesi hanya untuk mata kita, ototnya tidak kena bius. Tetapi sabar saja, sakitnya masih bisa ditahan kok.

Setelah semuanya pada posisi yang betul, asisten dokter menghitung mundur untuk 30 detik. Pas detik ke tigapuluh kornea sudah diiris. sewaktu kawat suction dilepas, wow lega sekali rasanya. Tapi perasaan kuatir ini belum berakhir. Kalau mau lasik 2 mata, tentu proses ini harus dilalui sekali lagi.

Penyinaran Laser.

Pasien lalu pindah ke meja operasi yang kedua. Bentuknya ada meja untuk pasien berbaring lalu diatas mata kita ada ala penembak laser dan mikroskop kamera.

Pasien berbaring sambil menatap pada lampu merah dalam mesin, lalu Dokternya mulai meneteskan obat mata yg ada anestesinya gitu. Bola mata jangan goyang, harus konsentrasi terus menatap lampu merah. Bola mata saya beberapa kali bergerak dan kena teguran dokter. “jangan goyang matanya” gitu tegurnya.

Penopang kepala tidak ergonomis.

Terus terang, sewaktu sedang dikerjakan, saya tidak terlalu merasakan kesakitan di mata. Tetapi yang paling mengganggu adalah bagian belakang leher saya yang penat karena harus menopang kepala dengan posisi yang tidak sempurna. Di tengah proses operasi,  saya bertanya-tanya dalam hati. Kok designnya tidak dibuat lebih ergononis gitu, pas dengan belakang leher kita. Saya sarankan, sebaiknya meja operasi itu diberikan bantal kepala untuk mengganjal kepala kita. Ini adalah penderitaan yang paling besar deh.. leher musti menopang kepala dan tidak bisa bergerak selama kurang lebih 10 menit. Wow penat skalee, belakang leher ini. Sampai rasanya harus diberikan balsem.

Jadi, bola mata jangan digerakkan, dan selama sekian detik laser akan ditembakkan ke mata kita dan membentuk mata kita sesuai dengan yang telah ditentukan dokter. Mata sih tidak terasa sakit, cuma tercium bau terbakar. Laser membakar jaringan mata.

Akhir Operasi.

Setelah selesai dilaser, flap mata ditutup kembali oleh dokter. Lalu diberikan tetes mata. Dan operasi sudah selesai. Pasien bisa meninggalkan ruang operasi.

Pasca Operasi.

Keluar dari Ruang Operasi, Pasien diberikan kacamata berbentuk gogle supaya debu tidak masuk dan kalau mandi, mata jangan kena air dan sabun.

Penglihatan kita akan kabur. Seperti ada kabut tebal. Kita menenangkan diri dulu di sofa. Nah proses selanjutnya adalah pembayaran. Disinilah pentingnya bawa pendamping. Jangan pernah berpikir pasien sendiri yang akan menyelesaikan pembayaran dan tetek bengek lainnya. Tidak bisa lah itu! Setelah operasi, pasien cuma bisa istirahat dan mata mulai rasa ‘sepet’ karena pengaruh anestesinya sudah berangsur-angsur hilang. Ini adalah saat-saat yang memerlukan ketabahan. Jangan pernah berpikir mau cepat-cepat bisa liat normal gitu. Dokter memberikan 2 jenis obat tetes mata. Tobradex & Cenfresh.

Setelah pembayaran semua selesai, kami pulang ke hotel. Perasaan saya waktu itu ada rasa mual dan rasa takut kalau-kalau operasi tidak berhasil. Semuanya bercampur jadi satu.

1 Hari setelah Lasik.

Besok paginya, kami kembali lagi ke tempat prakteknya dokter untuk kontrol hasil operasi. Saya diperiksa langsung sama Profnya kembali.  Sewaktu diperiksa, wow ternyata saya bisa membaca tulisan-tulisan dari yang besar sampai yang kecil tanpa kacamata! Saya sampai kaget gitu loh.. maklumlah saya sudah tidak percaya diri lagi membaca tanpa kacamata, saking lamanya saya pakai kacamata.

Prof bilang semuanya OK. Perlengketan flap bagus! Boleh pulang.

Pulang, mata masih rada sepet, kabur dan yang paling mengejutkan adalah Saya Tidak bisa baca Surat Kabar! Mata tidak bisa fokus ke huruf-huruf yang tercetak di koran! Waduh.. panik juga rasanya. Lalu saya telpon teman saya yang sudah operasi lasik, dia bilang memang pertama begitu, tapi nanti setelah 2 minggu baru mulai bisa membaca.

Dalam proses penyembuhan ini, tetes mata harus tetap digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Mata masih merah, gatal dan teasa kasar.

2 minggu setelah lasik.

Mataku berangsur-angsur bisa melihat dengan terang. Melihat benda-benda jauh sudah baik dan jelas. Tetapi terasa bahwa mata ini belum normal betul. Rasa ‘sepet’  dan gatal di mata masih ada. Jangan lupa untuk rajin-rajin tetes mata. Mata merah tiap bangun pagi. Baca surat kabar sudah mulai bisa, walaupun agak memaksa.

1 bulan setelah lasik.

Pas 1 bulan setelah lasi, saya pas dapat kesempatan ke Jakarta lagiuntuk rapat urusan kantor. Kontrol lagi ke tempat prakteknya Prof. Dan setelah diperiksa, hasilnya bagus. Boleh beraktifitas lagi secara normal. Oh ya, untuk pemeriksaan ini saya tidak dikenakan biaya sama sekali.

Keluhan yang masih ada ialah mata kadang-kadang masih terasa gatal dan kasar, pandangan malam jika melihat kearah lampu akan timbul efek seperti bintang. Mata merah setiap bangun pagi, tetapi segera hilang sehabis diberikan tetes mata. Baca surat kabar sudah bisa, tetapi mata masih cepat lelah.

6 bulan setelah lasik

Penglihatan jauh sudah bagus, efek bintang itu sudah hampir hilang. Tetapi mata terasa gatal dan merah masih sering ada. Tetes mata pakai cenfresh bisa mengatasi semua ini. Baca surat kabar dan dokumen dikantor sudah tidak masalah. Mata sudah tidak lelah.

8 bulan setelah lasik.

Pandangan mata sudah jelas, efek bintang sudah tidak ada. Mata merah ketika bangun pagi masih ada tapi frekuensi sudah berkurang banyak. Tetapi kalau sudah tetes cenfresh mata merahnya jadi tidak ada lagi.

11 bulan setelah Lasik

Pandangan sudah OK. Mata masih sering merah pada waktu bangun pagi. diberikan tetes mata sudah ok lagi. Sekarang sudah lebih sering tidak menggunakan kacamata lagi kalo keluar.

1 tahun setelah Lasik

Penampilan saya sehari-hari kebanyakan sudah tidak berkacamata. Mata sudah OK, cuma masih sering gatal dan cepat lelah dan mata rada merah kalau sudah lelah. Tapi kalau sudah diberikan obat tetes mata Cenfresh sudah akan langsung segar kembali. Hmm sekarang persediaan obat tetes mata jadi keharusan deh.. Kalau orang lain mungkin uang sakunya dibelikan rokok atau gula-gula penyegar mulut, hmm saya jadinya dibelikan cenfresh lah.

15 bulan setelah lasik

Pemakaian tetes mata ternyata telah menyebabkan alergi jika dipakai berkepanjangan.  Mata terasa sangat gatal. Pertama saya tidak mengetahuinya. Saya percaya aja, kalau gatal tetes mata saja. Tetapi akhirnya saya hentikan tetes mata itu dan mata jadi tidak gatal lagi. Mulai sekarang tetes mata sudah saya tinggalkan. Pesan saya, jika sudah digunakan dalam waktu lama, penggunaan tetes mata harus dihentikan.

Penutup.

Untuk teman-teman pembaca yang mau lasik, kiranya pengalaman pribadiku ini bisa dijadikan tambahan referensi. Pesan saya, jangan takut. Carilah info sebanyak-banyaknya sebelum lasik dan percayalah dokter-dokter yang menanganinya sudah ahli di bidangnya ini.

Bila masih ada yang ingin ditanyakan perihal pengalaman lasik, kiranya jangan sungkan untuk email ke saya. Saya akan dengan senang hati membantu. Bye-bye kacamata.. (Habis)